Pages

Selasa, 23 April 2013

Nisa Adik Iparku

Nisa Adik Iparku

Usiaku Kini Sudah Hampir Mencapai Kepala Tiga,Sekitar 1 Tahunan Lagi Lah.
Aku Tinggal Bersama Mertuaku Yang Sudah Lama Ditinggal Mati Suaminya Akibat Penyakit Stroke.
Dari Situ Istriku Sangat Berharap Aku Tinggal Di Rumah Supaya Kami Tetap Bisa Berkumpul Sebagai Keluarga Yang Tidak Terpisahkan.
Di Rumah Itu Kami Tinggal 7 Orang,Ironisnya,Hanya Aku Dan AnakLaki²ku Yang Berumur 2 Tahun Berjenis Kelamin Laki² Di Rumah Tersebut,Selebihnya Adalah Perempuan Semua.

Jadi Beginilah Ceritanya.

Awal November Lalu Aku Tidak Berkerja Lagi Karena Mengundurkan Diri.
Hari-Hari Kuhabiskan Dengan Berada Di Rumah Bersama Anakku,Maklumlah Ketika Aku Bekerja Jarang Sekali Aku Dekat Dengan Anakku.
Hari Demi Hari Kulalui Tanpa Ada Ketakutan Untuk Stock Kebutuhan Hidup Akan Habis, Aku Cuek Saja,Bahkan Aku Semakin Senang Dengan Kemalasanku.

Pagi-Pagi Sekitar Pukul 7 wib,Aku Baru Terbangun Dari Tidur. 
Kulihat Anak Dan Istriku Tidak Ada Disamping,Ah..Mungkin Lagi Di Beranda Pikirku Dalam Hati.
Saat Aku Mau Turun Dari Tempat Tidurku Terdengar Suara Jeritan Tangis Anakku Menuju Arah Pintu.
Seketika Itu Pula Pintu Kamar Pun Terbuka.Oh.. Ternyata Dia Bersama Tantenya Nisa Yang Tak Lain Adalah Adik Iparku,Rupanya Anakku Lagi Pipis Dicelana.Nisa Mengganti Celana Anakku,Lalu Aku Bertanya "Kemana Mamanya,Sa..?"."Lagi Ke Pasar Bang" Jawabnya "Emang Gak Diberi Tahu,Ya?" tambahnya Lagi.
Aku Melihat Nisa Pagi Itu Agak Salah Tingkah,Sebentar Dia Melihat Kearah Bagian Bawah Selimutku Dan Kemudian Salah Memakaikan Celana Anakku.
"Kenapa kamu?" tanyaku Bingung " Hmm Anu Bang.." Sambil Melihat Kembali Ke Bawah.
"Oh.. Maaf  Ya,Sa?" Terkejut Aku, Ternyata Selimut Yang Kupakai Tidur Sudah Merosot Setengah Pahaku,Ternyata Aku Lagi Bugil.
Hmmm...Tadi Malam Abis Bergelut Sama Istri Saya Hingga Aku Kecapean Dan Lupa Memakai Celana.

Tapi Anehnya,Nisa Hanya Tersenyum,
Bukan Tersenyum Malu,Dia Malah Menyindir "Abis Tempur Ya Bang?Nisa Mau dong.." Katanya Tanpa Ragu-Ragu "Haaa..." Kontan Saja Aku Terkejut Mendengar Perkataan Itu. Malah Sekarang Aku Yang Jadi Salah Tingkah Dan Berkeringat Dingin.

Dua Hari Setelah Aku Mengingat Pernyataan Nisa Kemarin Pagi.
Aku Tak Habis Pikir Kenapa Dia Bisa Mengatakan Yang Seperti Itu.Setahuku Dia Itu Anak Yang Sopan Tidak Banyak Bicara Dan Jarang Bergaul.
Ah Masa Bodoh "Pikirku" Jika Ada Kesempatan Seperti Itu Lagi Pasti Aku Ga Akan Sia-Siakan.Gimana Gak Aku Sia-Siakan,Si Nisa Ini Anak Yang Mempunyai Postur Badan Yang Sangat Seksi,Kulit Sawo Matang,Rambut Lurus Panjang.Bukannya Sok Bangga,Tapi Dia Persis Banget Kaya Bintang Film-Artis Sinetron Luna Maya.
Kembali Moment Yang Kutunggu-Tunggu Akhirnya Datang Juga.Ketika Rumah Kami Lagi Sepi-Sepinya.Istri,Anakku Dan Mertuaku Sedang Pergi Jalan-Jalan.Sedang Iparku Yang Satu Lagi Sedang Kuliah Dan Belum Pulang Kerumah.
Sekarang Dirumah Hanya Tinggal Aku Dan Nisa Saja.
Sewaktu Itu Aku Sedang Ke Kamar Mandi Belakang.Untuk Menyelesaikan Urusan Bagian
Pistolku.Lalu Aku Berpapasan Dengan Dengan Nisa Yang Baru Saja Selesai Mandi.
Dan Oh Ternyata,Dia Hanya Menggunakan Handuk,Yang Hanya Bisa Menutupi Buah Dada Dan Separuh Padahnya.
Dan Dia Tersenyum,Akupun Tersenyum.Seperti Mengisyaratkan Sesuatu.

Saat Aku Sedang Menyalurkan Hajat.Tiba-Tiba Saja Kamar Mandinya Ada Yang Menggedor
"Siapa?" Tanyaku
"Duhh Bang..Kita Cuman Berdua Dirumah Ini"Jawabnya
"Ada Apa Sa?" Tanyaku Lagi
"Lampu Dikamarku Mati Bang"
"Hidupin Donk.Cepatan Bang!!"
"Oh Iya-Iya Bentar Ya" Balasku Sambil Mengancingkan Celanaku.

Aku Membawa Kursi Plastik Untuk Pijakan Supaya Bisa Meraih Lampu Dikamarnya.
"Sa,Kamu Pegangin Yah Kursinya!" Pintaku
"Ok Bang" Balasnya
"Kok Kamu Belum Pake Baju Sih?" Tanyaku Heran
"Habisnya Gelap Bang"
"Oooo"

Aku Berusaha Meraih Lampu Diatasku.Tiba-Tiba Saja Entah Bagaimana Kursi Yang Aku Pijak Oleng Kearah Nisa.Dan...Praaak Aku Terjatuh Ke Ranjang Nisa,Dan Aku Menghimpit Nisa.
"Aduuh Dudu" Pada Saat itu Handuk Yang Dipakai Nisa Merosot Dan Terlihalat Gunung Itu
"Maaf Sa"
"Ga Apa-Apa Kok Bang"

Anehnya Nisa Tidak Segera Menutup Handuk Yang Dipakainya Tersebut.Aku Masih Berada Diatas Tubuhnya,Malahan Dia Tersenyum Kepadaku.
Melihat Hal Itu,Aku Yakin Sekali Dia Merespon.Seketika Saja Pistolku Tegang.

Kami Saling Bertatap Muka,Entah Energi Apa Yang Mengalir Ditubuh Kami,Dengan Berani Aku Mencium Bibirnya.Nisa Hanya Terdiam Dan Tidak Membalas.

"Kamu Kok Diam?"
"Ehmm..Malu,Aku Bang"
Aku Tahu Dia Belum Pernah Melakukan Yang Seperti Ini.Kemudian Aku Melumat Bibirnya Yang Tipis Berbelah Itu.Lama-Kelamaan Ia Membalas Juga Ciumanku,Sampai Bibir Kami Saling Berpagutan.Kulancarkan Serangan Demi Serangan,Dengan Bimbinganku Nisa Mulai Mau Mengikuti Aliran Hasratku.
 
Lalu Aku Mencoba Menyelinap Kedalam Handuknya.
Gunung Kembar Miliknya Lah Kini Menjadi Sasaranku,Kujilati,Kuhisap,Dan Sedikit Kupelintir 
"Ouuuh Sakit Bang,Tapi Enak Kok Bang"
"Sa..Tubuh Kamu Itu Indah Sekali,Sayang,Ouuuhhhm Sembari Aku Melanjutkan Kebagian Perutnya,Pusarnya,Dan Sekarang Aku Sudah Hampir Sampai Pada Daerah Lubang Surganya.Nisa Tidak Menghiraukan Apa Yang Aku Lakukan.Malahan Dia Semakin Gemas Menjambak Rambutku.Meman Sakit Tapi Aku Tak Perduli

Sunguh Indah Dan Sangat Harum Vaginanya Si Nisa Ini.
Maklumlah Ia Baru Saja Selesai Mandi.Bulunya Sangat Terawat Dengan Potongan Pangkas Cepak.Kini Aku Beranikan UntuK Menjulurkan Lidahku Kedalam Liang Vaginanya Yang Sangat Sempit Itu.Kuhisap Sekuat Mungkin.Saking Kuatnya Ia Merintih Kesakitan.
"Auuuuu..Sakit Bang"
"Oh,Maaf Ya Sa"
"Jangan Kaya Gitu Donk Bang" Rintihnya
"Buat Lagi Donk Bang" Pintanya
"Tapi Giliran Aku Yah"Aturnya Kemudian

Tubuhku Kini Terlentang Pasrah.Nisa Langsung Merayap Kebagian Bawahku.
Ia Kutuntun Dengan Perlahan,Lalu Ia Memegang Pistol Besarku Yang Berukuran Panjang 20Cm Dan Diameternya 4.
Ia Sungguh Terkejut Saat Melihat Betapa Besarnya Pistol Yang Kupunya Ini/
Lalu Ia Mengocok Secara Perlahan Pistolku.
Ouuuh Rasanya Sungguh Nikmat.Kemudia Aku Menyuruhnya Untuk Menghisapnya Dengan Lembut.
"Ohhh..Sa,Enak Sekali Dek, Ahhhhh.." Kalau Yang Ini Ntah Darimana Ia Dapat Tapi Masa Bodoh.Yang Penting Aku Merasakan Nikmatnya"
"Duh, Gede Amat Barangmu,Bang"
"Ohhh...."
"Bang,Nisa Sudah Nggak Tahan Lagi Nih,Masukin Donk Punya Abang Itu Ke Punya Aku.
"Terserah Kamu Dek,Abang Juga Udah Nggak Tahan Nih"Nisa Kini Mengambil Posisi Duduk Diatasku Tepat Agak Kebawah Perutku.
Ia Mulai Memegang Pistolku Dan Mengarahkannya Kelubang Vaginanya Yang Sempit Itu.
Semula Ia Kesulitan,Lalu Dia Menghisap Kembali Pistolku.Setelah Agak Basah Baru Dia Coba Lagi Memasukkannya.Dan Ternyata Blesspp Kepala Pistolku Masuk Semua.
Diikuti Jeritannya Yang Merasa Kesakitan.
"Ouuu...Bang..Sakitnya"
Ayo Dek,Tekan Dikit Lagi Biar Kamu Rasakan Nikmatnya.
Dan Dengan Perasaan Ragu-Ragu Dia Langsung Menjatuhkan Badannya..
Dan Blesssssssssssssppppp Pistolku Berhasil Menembus Perawannya Nisa.
Tapi Tidak Sepenuhnya Masuk..Karna Besarnya Ukuran Pistolku Ini.
Ia Menjerit Dan Air Matanya Sedikit Keluar Akibat Rasa Sakit Itu.
Kemudian Aku Menyuruhnya Untuk Menggenjot Secara Perlahan
"Hmmmm,Ouuuh Ahhhh" Nisa Mulai Menggenjot Dengan Menopang Dadaku.Tidak Hanya Menggenjot Dia Mulai Menggerakan Maju Mundu Sambil Meremas-Remas Payudaranya Sendiri.

Hal Tersebut Menjadi Perhatianku,Aku Tidak Mau Dia Menikmatinya Sendiri Saja.Sambil Bergoyang Aku Mengambil Posisi Duduk,Mukaku Sudah Menghadap Payudaranya Yang Sangat Seksi.Nisa Semakin Histeris Dan Menggeliat Seperti Cacing Kepanasan Saat Aku Menggenjot Dan Menghisapi Payudaranya.
"Akhhhh..Aku Udah Nggak Tahan Bang.Mau Pipis Nih"
"Tahan Dulu Sa,Tahan Ya Sebentar Lagi" Hanya Dengan Genjotan Extraku Nisa Menjerit-Jerit Kesakitan,Aku Rasa Kurang Masuk Ini Pistolku.
Lalu Aku Tekan Sekuat Mungkin Sampe Amblass Semuanya
"Ampuuuun.. Bang"
"Bang...Goyangnya Cepatin Lagi,Ahhhh..Udah Sesak Banget Nih"
Nisa Tak Hanya Merintih Tapi Dia Sekarang Menarik-Narik Rambutku Dan Mencengkram Punggungku
"Oughhhhh...Abang Juga Mau Keluar Sa" Kugenjot Lebih Kencang Lagi.Dan Hingga Pada Akhirnya Kami Keluar Bersamaan
"Akkhhhhhh...Ouughhhhh...Ouhhhhhh"
"Enak,Baaaangg...."
"Iya Dek....Ehmmmmmm" Kubiarkan Pistolku Terbenam Didalam Liang Surganya Beberapa Saat,Lalu Kucabut Dan Kusodorkan Kemulutnya.Kusuruh Dia Agar Menjilatinya Lagi.
"Mmmmmmuaaachhhhh..." Dikecupnya Pistol Besarku Dan Itu Pertanda Kalau Permainan Hebat Ini Telah Selesai.
Kesempatan Demi Kesempatan Kami Lakukan, Baik Dirumah,Kamar Mandi,Di Hotel Bahkan Ketika Sambil Menggendong Anakku,Kegiatan Ini Kami Lakoni Sampai Beberapa Tahun..Mungkin Sekitar 4Tahun.Aku Selalu Siap Untuk Menjadi Pemuas Nafsunya Nisa.
Sampai Akhirnya Aku Membobol Rahimnya..Dia Hamil Dan Aku Harus Menikahinya.
Awalnya Istriku Tidak Setuju.Tapi Apa Boleh buat Aku Telah Menghamili Adiknya.
Dan Setiap Malam Aku Selalu Bermain Dengan Dua Lubang Vagina Yang Sangat Enak Rasanya.
Dan Akhirnya Tamat.

Buka Cerita Lain
Istri Temanku 

2 komentar:

•BEBAS TAPI SOPAN•

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate by Google